Senin, 04 November 2013

kls x. Penciptaan alam Semesta


PENCIPTAAN ALAM SEMESTA







KETERATURAN DI LANGIT

....Sesuatu yang lain pasti berada di belakang segalanya, mengarahkan. Dan itu, bisa disebut, semacam bukti matematika atas ketuhanan.
(Guy Murchie, Penulis Sains dari Amerika)
44

Pada malam tanggal 4 Juli 1054, para ahli astronomi Cina menyaksikan kejadian luar biasa: Sebuah bintang yang sangat terang muncul secara tiba-tiba di sekitar gugusan Taurus. Begitu terang sehingga dapat disaksikan bahkan pada siang hari. Pada malam hari, bintang tersebut lebih terang daripada bulan.
Apa yang diamati para ahli astronomi Cina adalah salah satu fenomena astronomis yang paling menarik dan bencana paling besar di alam semesta. Itulah supernova.
Supernova adalah sebuah bintang yang hancur oleh ledakan. Sebuah bintang raksasa menghancurkan diri dalam ledakan dahsyat, dan materi intinya bertebaran ke seluruh penjuru. Cahaya yang dihasilkan dalam peristiwa ini ribuan kali lebih terang daripada keadaan normal.

Ledakan raksasa yang dikenal sebagai supernova menyebabkan materi terlontar ke seluruh penjuru alam semesta. Jarak yang luar biasa jauh antar bintang dan galaksi di alam semesta memperkecil risiko yang diakibatkan ledakan tersebut terhadap benda-benda alam semesta lainnya.
Para ilmuwan masa kini menganggap bahwa supernova memainkan peran penting dalam penciptaan alam semesta. Ledakan ini menyebabkan unsur-unsur berbeda berpindah ke bagian lain alam semesta. Diasumsikan bahwa materi yang dilontarkan ledakan ini kemudian bergabung untuk membentuk galaksi atau bintang baru di bagian lain alam semesta. Menurut hipotesis ini, tata surya kita, matahari dan planetnya termasuk bumi, merupakan produk supernova yang terjadi dahulu kala.
Meskipun supernova tampak seperti ledakan biasa, pada kenyataannya sangat terstruktur dalam setiap detailnya. Dalam Nature's Destiny, Michael Denton menulis:
Jarak antarsupernova dan bahkan antar semua bintang sangat penting untuk alasan yang lain. Jarak antarbintang dalam galaksi kita adalah sekitar 30 juta tahun cahaya. Jika jarak ini lebih dekat, orbit planet-planet akan tidak stabil. Jika lebih jauh, maka debu hasil supernova akan tersebar begitu acak sehingga sistem planet seperti tata surya kita tidak mungkin pernah terbentuk. Jika alam semesta menjadi rumah bagi kehidupan, maka kedipan supernova harus terjadi pada laju yang sangat tepat dan jarak rata-rata di antaranya, dan bahkan antarseluruh bintang, harus sangat dekat dengan jarak yang teramati sekarang. 45
Perbandingan antara supernova dan jarak antarbintang hanyalah dua detail lain yang sangat selaras pada alam semesta yang penuh keajaiban. Mengamati lebih teliti alam semesta, pengaturan yang kita lihat begitu indah, baik dalam perancangan maupun susunan.

Mengapa Begitu Banyak Ruang Kosong?
Marilah kita rangkum apa yang telah kita kaji. Alam semesta setelah Dentuman Besar adalah nebula yang hanya terdiri dari hidrogen dan helium. Unsur yang lebih berat terbentuk kemudian melalui reaksi nuklir yang dirancang dengan sengaja. Namun, keberadaan unsur yang lebih berat tidaklah cukup bagi alam untuk menjadi tempat yang layak bagi kehidupan. Masalah yang lebih penting adalah bagaimana alam semesta dibentuk dan diatur.
Kita akan mulai dengan pertanyaan seberapa besar alam semesta.
"Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang." (QS. Ash-Shaffat, 37: 6)

Bumi adalah bagian dari tata surya. Dalam sistem ini, terdapat sembilan planet utama dan lima puluh empat satelit, serta tak terhitung asteroid, yang semuanya mengitari bintang yang disebut "Matahari" sebuah bintang berukuran sedang dibandingkan bintang lainnya di alam semesta. Bumi adalah planet ketiga dari matahari.
Marilah kita coba memahami seberapa besar sistem tata surya. Diameter matahari adalah 103 kali diameter bumi. Untuk menggambarkannya, diameter bumi adalah 12.200 km. Jika kita memperkecil bumi menjadi sebesar kelereng, maka matahari sebesar bola sepak. Namun yang menarik adalah jarak antar keduanya. Dengan perbandingan yang masih tetap, maka jarak antara bola sepak dan kelereng adalah 280 meter. Benda yang mewakili planet terluar harus diletakkan beberapa kilometer dari bola sepak.
Meskipun tampak begitu besar, tata surya sungguh kecil dibandingkan dengan galaksi Bima Sakti, tempat tata surya berada. Terdapat lebih dari 250 miliar bintang di dalam Bima Sakti beberapa mirip dengan matahari, yang lain lebih besar atau lebih kecil. Bintang terdekat dengan matahari adalah Alpha Centauri. Jika kita akan meletakkan Alpha Centauri ke dalam model tata surya kita (bola dan kelereng), maka model bintang ini harus diletakkan 78.000 km dari bola.
Ini terlalu besar bagi siapa pun untuk memahaminya, jadi mari kita perkecil skalanya. Kita anggap bumi sebesar debu. Ini akan menjadikan matahari sebesar biji kacang dan berjarak tiga meter dari bumi. Dengan skala ini, Alpha Centauri harus diletakkan 640 km dari matahari.
Bima Sakti memiliki lebih dari 250 miliar bintang dengan jarak antar bintang yang sama mencengangkannya. Matahari terletak lebih ke tepi pada galaksi dengan bentuk spiral ini, bukan cenderung ke tengah.
Bahkan Bima Sakti itu kerdil dibandingkan dengan alam semesta yang luas. Bima Sakti hanyalah satu dari sekian banyak galaksi 300 miliar menurut perhitungan terakhir. Dan jarak antargalaksi adalah jutaan kali jarak matahari dan Alpha Centauri.
George Greenstein, dalam buku The Symbiotic Universe, memberikan komentar terhadap luas yang tak terbayangkan ini:
Seandainya bintang-bintang lebih dekat, ilmu astrofisika tidak akan jauh berbeda. Proses fisik dasar yang terjadi pada bintang, nebula, dan sebagainya, tetap berjalan tanpa perubahan. Penampakan galaksi kita dilihat dari jarak yang jauh, akan sama. Sedikit perbedaan yang tampak hanyalah pemandangan langit pada malam hari dari rerumputan tempat saya berbaring akan lebih kaya dengan bintang. Dan, oh ya, satu lagi perubahan kecil: Tidak akan ada saya yang melakukan pengamatan itu.... Begitu sia-sia angkasa tersebut! Di sisi lain, pada kesia-siaan itulah keselamatan kita bergantung. 46
Greenstein juga menerangkan alasan untuk hal ini. Dalam pandangannya, ruang yang luar biasa besarnya di angkasa memungkinkan unsur-unsur fisik tertentu untuk diatur sedemikian tepat agar cocok untuk kehidupan manusia. Dia juga menekankan pentingnya ruang yang begitu besar ini bagi keberadaan bumi sambil memperkecil kemungkinan tabrakan dengan bintang lain.
Ringkasnya, penyebaran benda-benda langit di alam semesta adalah pengaturan yang tepat bagi manusia untuk dapat hidup di planet ini. Ruang yang begitu besar ini adalah hasil dari rancangan yang disengaja dengan maksud tertentu dan bukan hasil peristiwa kebetulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar