Senin, 31 Desember 2012
Kamis, 27 Desember 2012
TEORI BIG BANG
BIG
BANG, LEDAKAN YANG MELENYAPKAN PAHAM MATERIALIS
|
|
Pemikiran Kuno Abad 19: Alam Semesta Abadi
Pemikiran umum di abad 19
adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang
telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan
dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang
Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem
pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak
dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani
Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini
menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Para penganut materalisme meyakini
model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka.
Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof
materialis George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah sesuatu
yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah
pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa
alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam
semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah
pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang di abad 20
akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.
Astronomi Mengatakan: Alam Semesta
Diciptakan
Pada tahun 1929, di observatorium
Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah
satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati
bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka
memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa
bintang-bintang ini "bergerak menjauhi" kita. Sebab, menurut hukum
fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak
mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat
cenderung ke warna merah. Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari
bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang
ini terus-menerus bergerak menjauhi kita.
Jauh sebelumnya, Hubble telah
membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya
menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat
disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak
menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus "mengembang".
Agar lebih mudah dipahami, alam
semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang.
Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama
lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak
menjauhi satu Ledakan raksasa yang menandai permulaan
alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya dikenal dengan nama
tersebut .
Sebenarnya, fakta ini secara
teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai
ilmuwan terbesar abad 20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika
teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia
mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam
semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein
menyadari tindakannya ini sebagai 'kesalahan terbesar dalam karirnya'.
Apa arti dari mengembangnya alam
semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat
bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik
tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua
materi alam semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak
hingga'. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume
nol ini.
. Perlu dikemukakan bahwa 'volume
nol' merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman.
Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar
batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume
nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'.
Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain,
ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan
fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau: "Dia
Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101)
Teori Big Bang menunjukkan bahwa
semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian
terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big
Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta
kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Big Bang, Sebuah Fakta Menjijikkan Bagi
Kaum Materialis
Big Bang merupakan petunjuk nyata
bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain ia
diciptakan oleh Allah. Karena alasan ini, para astronom yang meyakini paham
materialis senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam
semesta tak hingga. Alasan penolakan ini terungkap dalam perkataan Arthur
Eddington, salah seorang fisikawan materialis terkenal yang mengatakan:
"Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan Alam
yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya".
Seorang materialis lain, astronom
terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa
terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan
suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan teori 'alam semesta
tetap' di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran
tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham
materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang
mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan
teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu
pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov
muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah
pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang
ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang
'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja.
Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar
dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.
Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel
untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan
satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan
penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk
membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan
raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan
sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas
membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang
adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai
penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan
jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini
menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang
adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam
semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat:
Yang telah menciptakan tujuh
langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)
|
sumber : Harun Yahya
Langganan:
Postingan (Atom)